Minggu, 11 November 2012

Blog Kisah Tante Girang

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Blog Kisah Tante Girang
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Blog Kisah Tante Girang
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...


Seks Dengan Si Kembar

Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu, setelah kemarin malam tiba di rumah
bibinya di Tasikmalaya. Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari
lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu bibinya menyuruhnya untuk dipijat
guna melemaskan otot-ototnya.

Semula Adi menolak karena dia tidak terbiasa dipijat. Tetapi setelah dia tahu
yang akan memijatnya adalah Dea, perempuan yang setiap pagi membantu bibinya
sehari-hari dan menyiapkan segala keperluan sebelum kepasar untuk berjualan,
akhirnya Adi berminat juga. Sebagai anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang
dipijiti perempuan melintas dibenaknya, siapa tahu dapat bonus setelah dipijat.

Sebelumnya Adi telah melihat Dea pagi itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya
yang akan berjualan di pasar. Dea perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah
sangat lumayan dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat
berisi, terlihat dibalik kebaya yang dipakainya. Dea bukanlah pembantu, tugas
utamanya hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda
berdagang dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang
bekerja di Arab Saudi.

Kini sambil tengkurap dilantai beralaskan kasur tipis dengan hanya mengenakan
kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dea. Jemari tangan
perempuan mulai memijati betisnya yang kaku. Pijatannya lembut tapi cukup
bertenaga.

“Pijatan kamu enak, belajar dimana ?” tanya Adi membuka pembicaraan
“Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa sendiri” jawab Dea dengan logat Sunda
yang kental.
“Oh begitu” kata Adi sambil terus merasakan pijatan
“Sudah lama ikut Bi Karta?” tanyanya lagi
“Sudah sekitar tujuh bulan” jawab Dea “Sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab
Saudi”
“Sudah lama juga ya” timpal Adi ” Kang Sudin suka pulang ?”
“Belum pernah, habis dikontraknya satu tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh
pulang” jelas Dea.
“Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian ?” tanya Adi memancing
“Yah, gimana lagi. Namanya juga cari rejeki” jawab Dea yang jemarinya mulai
memijati paha Adi.

Dipijatinya paha itu mulai dari belakang lutut terus keatas menyusup kebalik
kain sarung yang dipakai Adi. Dea agak jengah ketika tangannya menyusup hingga
pinggul Adi dan menyadari pemuda itu tidak pakai celana dalam. Mukanya agak
memerah tetapi tetap diteruskan pijatannya.

Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri pijatan hingga
mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya nyelonong hingga
menyentuh biji peler Adi.

“Aduh jangan disodok dong !” seru Adi pura-pura kaget.
“Aduh maaf, licin sih” ucapnya menahan malu. “Habis aden tidak pakai celana sih”
“Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat” jawab Adi nakal.

Akhirnya setelah bagian paha Dea pindah kebagian pinggang dan Adi membuka kaus
singletnya ketika pijatan itu terus kepunggung dan pundaknya.
Pijatan Dea memang terasa enak buat Adi atau karena yang memijatnya perempuan.
Tapi yang terang selusuran jemari berminyak disekujur badannya telah membuat Adi
merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar secara perlahan batang kontolnya
menegang. Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika Dea menyuruhnya terlentang
untuk dipijat bagian depan.

“Eh bagian depannya juga ya?” tanyanya gugup.
“Iya, biar sekalian” jawab Dea terdengan merdu di telinga Adi.

Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya sibuk
membereskan kain sarungnya agar acungan batang kontolnya tidak terlihat.
Sebenarnya Dea tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan sambil
tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi.

Sambil berbaring Adi berusaha bersikap tenang dan menikmati pijitan Dea sambil
menatapi wajah Dea yang menunduk.Wajah Dea cukup menarik, rambutnya yang panjang
digelung kebelakang, hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu
hitam halus diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahlia.
Demikian juga dengan tangannya berbulu halus.

Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju kebayanya membuat Adi semakin naik
spaning. Baju kebaya dengan belahan yang cukup rendah telah menampilkan juga
belahan buah dada Dea yang putih. Ditambah dengan posisi Dea yang berlutut dan
membungkuk, hingga belahan itu semakin mencuat. Apalagi kedua tangannya yang
sedang memijat menekan buah dadanya dari samping sehingga gunung kembar yang
padat berisi itu makin membusung.

Adi menelan ludah melihat itu sehingga membuat batang kontolnya semakin tegang,
dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya agar menyamarkan tonjolan yang
terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dea mulai merambahi pahanya.
Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buah dada itu, juga karena pijatan
jemari Dea semakin mendekati pangkal pahanya.

Dea juga telah melihat perubahan itu sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai
perempuan yang ditinggal lama oleh suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya,
antara hasrat yang mulai menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang,
jemari tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah
tersingkap keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya.

Adi pemuda delapan belas tahun yang masih hijau soal seks. Pengetahuan yang
didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan VCD porno. Hingga menghadapi situasi
itu membuat dirinya grogi. Mau menerkam dia takut Dea berteriak dan menuduhnya
mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang perempuan.

Akhirnya dia memilih diam dan terus menikmati pijatan Dea yang kini makin keatas
menyusup kebalik kain sarungnya. Jemari Dea memijiti pinggul dikiri kanan
pangkal paha Adi. Hal mana membuat Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja
atau tidak jemari Dea sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya.

“Manuknya bangun ya?” tanya Dea akhirnya sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’
diselangkangan pemuda itu semakin mengacung.

Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga Adi, Dea masih
ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu.

“Ehh..iya” jawab Adi gelagapan ” Habis pijitan kamu enak sekali sih”
“Ah masa, tapi itu artinya aden normal” kata Dea menimpali
“Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung ?” tanya Adi
“Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa lihat punya suami” jawab Dea makin
berani.
“Oh iya” kata Adi juga semakin berani.
“Ngomong-ngomong bagus mana punya saya sama punya Kang Sudin ?” tanyanya lagi.
“Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah lihat punya aden” jawab Dea memancing.
” Kalau mau lihat, ya dibuka saja” kata Adi sambil menyibakkan kain sarungnya
hingga mencuatlah batang kontol yang telah sepenuhnya ngaceng.

Dea sedikit terkejut tapi dilihat juga batang kontol yang sudah tegang itu.

“Bagaimana ?” tanya Adi bernafsu.
“Eeee….nggg…. sama saja bagusnya. Cuma punya aden lebih besar dan panjang”
jawab Dea sambil tertawa kecil dan tak sadar jemarinya yang memang berada
disekitar pangkal paha itu mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang mulai
tumbuh subur.

“Kata orang, perempuan lebih suka burung yang gede” pancing Adi berani.
“Ah, kata siapa ” jawab Dea tersipu sambil matanya tetap menatap batang kontol
pemuda itu yang mengangguk-angguk, sementara itu jemarinya masih membelai bulu
jembut menghitam dan nafasnya mulai memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi
burung nya sudah sebesar itu.

Memang batang kontol Adi lebih besar dan panjang dari kepunyaan Sudin suaminya.
Dan Dea juga telah mendengar dari Iis sudaranya, semakin besar batang kontol
lelaki semakin nikmat hujamannya dirasakan oleh memek perempuan.

“Ya kata orang, saya juga belum tahu” jawab Adi
“Belum tahu. Memang aden belum pernah melakukan ?” tanya Dea antusias.
“Belum, sayakan masih perjaka ting-ting nih. Ajarin dong” kata Adi semakin
berani.
“Ah aden bisa saja, diajarkan apa sih ?” tanya Dea pura-pura bodoh.
“Diajarin bagaimana melakukannya ” kata Adi yang tangannya sudah memegang tangan
Dea dan mendorongnya agar menyentuh batang kontolnya.

Dan Dea menuruti dengan membelai perlahan otot tegang itu.

“Benar aden belum pernah?” tanya lagi.
“Berani sumpah,” kata Adi meyakinkan ” melihat perempuan telanjang saja saya
belum pernah”

Dea semakin tergerak, jemarinya semakin berani meremasi batang kontol Adi, yang
membuat pemuda itu semakin bernafsu. Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai
berani merabai buah dada Dea dan meremasnya. Dea mengelinjang menikmati remasan
itu. Telah lama ia tidak menikmati sentuhan lelaki.

Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai membuka satu-persatu peniti di baju
kebaya Dea yang telah pasrah. Mata Adi berbinar ketika peniti itu telah lepas
semua dan buah dada ranum yang masih terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar.

Segera saja ia bangkit duduk dan memegang pundak Dea yang juga bersimpuh pasrah.
Dipandanginya seputar belahan putih mulus yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus,
kontras dengan kulitnya yang putih. Diusap-usapnya belahan dada itu perlahan
yang membuat Dea semakin bergetar dan tangan Adi terus naik ke leher hingga ke
dagu.
Diangkatnya dagu itu hingga muka Dea menengadah. Matanya terlihat pasrah namun
menyimpan hasrat yang mengelora. Bibirnya merekah basah, mengundang untuk
dikecup. Maka diciumnya bibir merah merekah itu dengan bernafsu.

Dea pun menyambut ciuman itu dengan hangat, sementara tangannya makin keras
meremasi batang kontol Adi. Dan tangan Adi juga tidak tinggal diam, setelah
membuka baju kebaya Dea, segera saja tangannya membuka pengait BH yang
membungkus buah dada yang montok itu. Maka mencuatlah sepasang gunung montok
yang sedari tadi menarik minat Adi.

Dea secara refleks semakin meremas dan mengocok batang kontol Adi ketika pemuda
itu dengan bernafsu meremasi buah dadanya yang telah terbuka. Sementara itu
ciuman mereka semakin bernafsu. Meski belum pernah bercinta dengan perempuan
tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas itulah yang
dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi.

Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya, lidahnya menjulur menjelajah ke dalam
mulut Dea. Demikian juga dengan Dea, berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang
dimiliki. Melihat kemampuan pemuda itu, Dea ragu akan pengakuannya belum pernah
bercinta dengan perempuan. Namun nafsu yang kian menggebu menghapus semua
keraguannya, yang penting hasratnya harus tertuntaskan.

Setelah puas menciumi mulut Dea, perlahan mulutnya mulai menyusuri leher
perempuan itu terus kebawah ke belahan dadanya yang ranum. Dea mendesah ketika
ujung lidah Adi mulai menjilati seputar buah dadanya yang ranum, terus ke
putingnya yang semakin mengeras dan menghisapnya seperti bayi.

“Ahh.. den, gelii.. ” rintih Dea.

Adi dengan bernafsu terus meremasi dan menghisap buah dada ranum yang itu.
Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia ingat, untuk memuaskan hasratnya yang
kian menggebu. Baru pertama kali itulah ia menciumi buah dada wanita secara utuh.
Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian.

Buah dada Dea yang padat berisi memang sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya
padat berisi, tidak terlalu besar tapi montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus
disekitarnya menambah daya tarik alias semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi
dengan tidak puas-puasnya mulut dan tangannya secara bergantian meremasi dan
melumati sepasang gunung montok nan lembut.

Dea dengan penuh gairah menikmati semua sentuhan itu. Dan Adi yang batang
kontolnya terus dirangsang remasan tangan Dea, secara perlahan nafsunya semakin
tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan semakin nikmat sehingga batang
kontolnya semakin tegang dan sensitif.

Seketika Adi bangkit berlutut dan melepaskan kulumannya dari buah dada Dea.
Batang kontolnya yang telah sepenuhnya tegang itu ditempelkan diantara buah dada
Dea yang montok dan digesek-gesekkan turun-naik . Dea mula-mula bingung, tapi
kemudian mengimbangi dengan menekan kedua buah dadanya hingga batang kontol itu
terjepit diantaranya.

Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi Adi yang semakin giat mengesekkan
batang kontolnya. Demikian juga dengan Dea yang baru pertama melakukan posisi
itu, dirasakan ada sensasi lain batang kontol lelaki mengesek-gesek diantara
belahan dadanya. Sementara itu Adi juga merasakan sensasi yang sama, sehingga
tidak beberapa lama kemudian Adi merasa bahwa ia akan segera orgasme, maka
dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah muncratlah cairan hangat dari
lubang kontolnya yang masih terjepit diantara buah dada Dea.

“Ahc…!” rintih Adi sambil melepaskan hasratnya.
“….! ..…! ……!”

Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan nikmat yang beberapa
detik dirasakan.
Dea terkejut tidak menyadari pemuda itu telah orgasme. Dea baru sadar ketika
dadanya yang menjepit batang kontol itu dilumuri cairan hangat yang sebagian
lagi memerciki leher dan dagunya.

“Hi hi.. sudah keluar ya den ? ” kata Dea terkikik melihat batang kontol pemuda
itu menumpahkan lahar panasnya diantara jepitan buah dadanya.

Tapi jepitan buah dadanya pada batang kontol itu tidak dilepaskan, Dea juga
merasakan nikmat ketika seputar dadanya terasa hangat oleh percikan cairan putih
kental yang dikeluarkan kontol pemuda itu

“Habis jepitan kamu enak sekali” jawab Adi menutupi rasa malunya.

Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek saja ketika dirasakan mendekati orgasme.
Dia tiba-tiba teringat film porno yang pernah ditonton dan ingin
mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar biasa.

Keduanya kemudian terduduk. Dea sibuk membersihkan lumuran sperma didadanya
dengan melap pada kainnya yang sudah terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu.
Sementara Adi masih mengatur nafasnya sambil membersihkan batang kontolnya yang
masih separuh tegang. Nampak keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde
selanjutnya.

Terutama Dea, yang nafsu birahinya belum terlampiaskan, yang lalu bangkit
berdiri dan segera membuka kainnya sambil mengeraikan rambutnya yang panjang.
Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai celana dalam. Tubuh telanjang Dea
memang semakin terlihat menggairahkan.

Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan
ditubuhnya itulah yang membuat birahi lelaki langsung “konak”. Buahdadanya
menggantung padat berisi dengan puting kemerahan yang sudah berdiri tegak
mengacung di kedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang
montok.
Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus. Semuanya, meski
Dea gadis desa, terkesan terawat.
Apalagi ketika Dea membuka celana dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan
itu. Terpampanglah dengan jelas pangkal paha dengan bulu-bulu jembut menghitam
lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu-bulu jembut itu tidak hanya
tumbuh di seputar pangkal pahanya tapi merebak tipis keatas hingga ke sekitar
pusarnya.

Adi menelan ludah, perlahan batang kontolnya mulai bangkit. Hal itu memang yang
dimaksud Dea untuk segera menaikkan nafsu pemuda itu.

“Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan” kata Adi sambil menelan ludah dan segera
bangkit berdiri hingga mereka saling berhadapan.

Batang kontol Adi yang telah tegang mengacung bebas yang segera ditangkap tangan
Dea dan diremas-remasnya. Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera
menggerayangi buah dada ranum yang mempesonanya. Sementara tangan yang satunya
menyusuri ke selangkangan Dea. Dirabanya bulu-bulu jembut yang lebat dan hitam
itu. Dan sesuatu dibaliknya pastilah lebih menggairahkan.
Dea mendesah ketika jemari pemuda itu mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya,
lalu mereka saling berciuman kembali untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing.

“Oh den….., terus den…ah..!” rintih Dea kian bernafsu ketika jemari Adi
mulai menyusup ke selangkangannya dan menyentuh bibir memeknya yang telah basah.

Dengan ujung jarinya disusupkan ke belahan memek Dea yang telah merenggangkan
kedua pahanya.

Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno yang pernah ditontonnya. Disuruhnya
Dea untuk berbaring terlentang sedangkan ia berada diatasnya. Kepalanya tepat
diatas selangkangan Dea dan selangkangannya diatas kepala Dea.
Dea mula-mula bingung. Didepan mukanya batang kontol yang mengacung menggantung
tegang seolah mau menghujamnya. Dengan polos batang kontol itu cuma diremas-remas.
Tubuh Dea bergetar ketika dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai
menjelajahi bibir memeknya dengan penuh nafsu.

Memang Adi mulai merambah lembah di pangkal paha wanita itu. Disibakkannya bulu-bulu
jembut keriting yang melingkari lubang memek di selangkangan Dea. Matanya nanar
melihat kemaluan perempuan untuk yang pertama. Belahan itu terlihat lembab dan
ketika dengan jemarinya dikuakkan, terlihatlah memek yang putih kemerahan telah
basah karena lendir birahi. Dengan tidak sabar dicium dan dijilatinya belahan
itu. Harum.

“Ah…den, geli….” Rintih Dea menikmati sentuhan lidah pada memeknya yang
belum pernah dirasakan sebelumnya.

Sudin suaminya dalam bercinta tidak memakai teknik macam-macam, mencium bibir,
meraba dada, lalu langsung memasukan batang kontol ke dalam memeknya. Dan
gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dea dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin
keluar tanpa memperdulikan apakah istrinya juga puas. Selama Dea menikah dia
belum pernah merasakan dan tahu tentang orgasme.

Karena itu apa yang dilakukan Adi terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang
sangat menggairahkan. Sekarang bukan Dea yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi
yang pegang kendali.

‘Ayo dong De, manukku dihisap” kata Adi ketika dirasakannya Dea hanya memegang
dan meremasi kontolnya saja.

Dea tertegun, ia belum pernah melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar
untuk mencoba. Perlahan didekatkan batang kontol dalam genggaman tangannya yang
telah tegang itu k emulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala kontol
yang keras dan kecoklatan itu menyentuh bibirnya.

“Pakai lidahnya De, jilati” perintah Adi.

Dea menuruti, ujung lidahnya perlahan dijulurkan menyentuh kepala kontol dan
mulai menjilati.

“Ah.. ya terus De begitu, nikmat euy!” desah Adi diantara kesibukannya merambah
hutan lebat berdanau hangat.

Sentuhan lidah Dea terasa nikmat, tapi Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan
pinggulnya hingga batang kontolnya itu semakin masuk kemulut Dea.
Dea menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar hingga kepala kontol yang
besar itu masuk semua ke dalam mulutnya yang kecil. Digunakan lidahnya untuk
mengelitik dan menghisap kepala kontol itu yang membuat Adi menggerinjal
kenikmatan.

Dea ternyata cepat belajar. Kini mulut dan lidahnya semakin aktif mengulum dan
menjilati batang kontol pemuda itu, meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi
nikmatnya luar biasa. Dea juga merasakan sensasi lain dalam melakukannya,
mengingatkannya sewaktu mengulum es lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan
dari jilatan lidah Adi di lubang memeknya.
Mulut mereka terus melakukan tugasnya masing-masing. Keduanya sama-sama belum
pengalaman melakukannya, karenanya buat mereka sensasi yang dirasakan sangat
luar biasa.

Adi yang berencana hanya dua hari di rumah bibinya bertekad selama mungkin
tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus bercinta dengan perempuan yang telah
membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari juga dia sanggup melakukan. Dia merasa
tidak rugi keperjakaannya hilang oleh perempuan ini.

Demikian juga dengan Dea, pengalaman yang tengah dialami kini telah membuatnya
mabuk kepayang. Belum pernah selama ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu
saat bercinta seperti sekarang. Kulumanan dan jilatannya pada batang kontol dan
lubang memeknya yang dijilati mulut pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar
dialiri setrum kenikmatan yang memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan
tanpa disadari orgasme yang belum pernah dirasakan melandanya.

“Aduh gusti..! Achh..!” desahnya parau ketika dirasakan sesuatu didalam memeknya
berdesir-desir dan menjalar keseluruh tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar
biasa yang belum pernah dirasakan. Tiba-tiba tubuh Dea menjadi sangat sensitif
mengerinjal kegelian menerima jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda
itu dari atas tubuhnya.

“Hi..hi geli ah!…” desisnya menahan tawa.

Adi bingung menanggapi kelakuan Dea, dia juga sama bodohnya.

“Eh kenapa sih ?” tanyanya bingung melihat Dea yang berbaring meringkuk
mendekapkan kedua tangannya kedada sambil senyum-senyum.
“Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba
kerasa geli semua” jawabnya juga bingung.
“Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme” kata Adi setelah menganalisa jawaban
Dea.
“Orgasme ?, apa itu ?” tanya Dea masih bingung.
“Itu sama seperti saya tadi keluarin air mani” jawab Adi.
“Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar airnya ?” tanyanya lagi
“Itu karena Eceu perempuan, keluarnya di dalaem” jawab Adi sekenanya, soalnya
dia juga kurang paham masalah itu disamping nafsunya masih tinggi belum
terlampiaskan.
“Ayo atuh dilanjutkan, si otong masih ngaceng nih” ajak Adi sambil mengacungkan
batang kontolnya yang memang masih tegang.

Dea tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan
kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi
segera pengatur posisi diatas tubuh Dea. Rupanya Adi ingin segera melakukan
hubungan sex yang sebenarnya.

Dengan berdebar diarahkan batang kontolnya ke lubang memek Dea yang sudah basah.
Tubuhnya berdesir ketika kepala kontolnya menyentuh bibir memek yang telah
merekah.

“Ahhh..!” desis Dea merasakan nikmat sentuhan dan selusuran kepala kontol Adi
yang besar di lubang memeknya yang sempit.

Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala kontolnya semakin meyelusup ke
belahan memek yang telah basah itu.

“Ah..den terus masukin” desis Dea memberi semangat.

Telah beberapa bulan lubang memeknya tidak disinggahi kontol lelaki hingga
debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama.

Demikian juga dengan Adi, selusuran batang kontolnya pada lubang memek Dea yang
lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia angankan lewat mimpi.
Dengan kekuatan penuh didorongnya batang kontolnya menerobos lubang kenikmatan
yang paling dalam.

“Aduh gusti ! ” teriak Dea tertahan merasakan hujaman batang kontol yang besar
dan keras itu ke lubang memeknya yang sempit.

Memang batang kontol Adi yang besar cukup seret masuk ke dalam lubang memek Dea
yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih cukup sempit.
Untung cairan birahi di dalam lubang memek Dea cukup licin hingga membantu
masuknya batang kontol itu lebih dalam.

“Ah..! enak euy!” desis Adi ketika seluruh batang kontolnya telah tertancap di
lubang memek Dea yang merasa nyeri sedikit pada lubang memeknya akibat besar dan
panjangnya batang kontol itu. Tapi perasaan nyeri itu tak lama hilang ketika
perlahan Adi mulai mengerakkan batang kontolnya keluar masuk lubang memeknya.

Dea merintih kenikmatan merasakan gesekan di dalam lubang memeknya, kedua
pahanya semakin diregangkan. Demikian juga dengan Adi, gerakan maju mundur
batang kontolnya di dalam memek Dea betul-betul mendatangkan kenikmatan yang
luar biasa.

Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan batang kontolnya yang kian keras dan
tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang selama ini cuma dihayalkan lewat
mimpi. Kini secara nyata ia melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan
saja cantik dan bertubuh indah, tapi juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan
yang lebih.

Memang Dea yang secara tak sadar berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya,
menggerak-gerakkan pinggulnya bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang
menghentak maju. Hal mana membuat Adi semakin syurr.

“Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!” Desis Adi
“Ayo den, goyang terus biar tuntas” Dea juga tidak mau kalah memberi semangat.

Dan mereka semakin hot mengerakkan tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing.
Mereka tidak memperdulikan lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma
ada bagaimana mencapai kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang
mata memperhatikan perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang
berbinar penuh nafsu.

Adi mendekap tubuh Dea dan membalikkan posisi mereka menjadi Adi di bawah dan
Dea diatas.

“Ayo De, goyanganya ” pinta Adi agar perempuan itu lebih aktif.

Dan Dea yang berada diatas menjadi lebih leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan
hanya naik turun tapi juga memutar.

“Ah !” desis Adi ketika terasa batang kontolnya bagai dipelintir bila Dea
memutar pinggulnya seperti orang sedang mengulek.

Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya buah dada montok yang menggantung itu
sehingga mendatangkan rangsangan bagi Dea.
Tubuh Dea menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Belum pernah dia
merasa senikmat ini dalam melakukan senggama. Semua gerakannya dilakukan secara
naluri, karena dia belum pernah melakukannya dalam gaya demikian, tapi benar-benar
mendatangkan kenikmatan yang sangat.

Demikian juga dengan Adi, pengalaman pertama yang benar-benar tak akan
terlupakan.
Mereka terus melakukannya dengan lebih giat. Dea yang berada diatas seolah
mengendalikan permainan. Perlahan dia tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat
yang lebih buat dirinya dan juga pemuda itu. Gerakan batang kontol yang besar
dan keras di dalam lubang memeknya telah pula menggesek-gesek kelentitnya,
hingga semakin menambah gairahnya.

Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin tinggi. Adi merasakan batang
kontolnya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dea yang di dalam lubang
memeknya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat goyangannya.

“Ayo De, gayang terus sampai tuntas ! ” teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan
itu batang kontolnya berdenyut-denyut dan tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan
kenikmatan didalam lubang memek Dea.

“…! …..!…. …!”
” Ahhh…..ahh !” desis Adi parau merasakan kenikmatan yang luar biasa.
“Ayo den keluarkan semuanya !” teriak Dea yang goyangannya semakin menggila
karena merasakan juga nikmat oleh semburan cairan hangat dari kontol Adi didalam
liang memeknya.

Sehingga tanpa disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan.

” Duh Gusti !….. nikmat !” desisnya ketika dirasakan otot-otot di dalam lubang
memeknya meregang dan terasa berdesir nikmat.

Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang kontol
didalamnya.

Tubuh Dea ambruk menindih tubuh Adi. Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya
memburu dengan butiran keringat membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh
telanjang itu. Nafasnya juga memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami,
tapi sukar dibayangkan. Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut.

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pintu samping yang terbuka. Seketika itu mereka
segera melepaskan dekapan dan membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya
demikian juga dengan Dea segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya.

Dari pintu tengah muncul perempuan muda, mirip dengan Dea. Wajahnya memerah
dengan senyum yang bergairah. Rupanya perempuan ini yang mengintip perbuatan
keduanya dan tak dapat menahan hasrat atas apa yang disaksikan, hingga menerobos
masuk untuk nimbrung.

“Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya ” katanya sambil mendekati keduanya.
“Eh Iis, ada apa ?” tanya Dea gugup sambil terus merapikan pakaiannya.
“Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah lihat dari tadi ” katanya lagi

Adi bengong melihat semuanya. Seorang perempuan, sangat mirip Dea, berada
dihadapannya.

“Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang. Siapa ini ?” tanya perempuan yang
dipanggil Iis sambil melirik Adi dan tersenyum menggoda.
“Ini Den Adi, keponakannya teteh Karta” jawab Dea ” Jangan bilang kang Sudin ya”
“Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede kepincut ” kata Iis menggoda
“Maaf ya den, ini Iis saudara kembar saya saya” kata Dea menerangkan.
“Ya ya…” ucap Adi baru mengerti, pantas mirip.
“Maaf ya den, bikin kaget. Habis permainan aden dan Dede seru sekali, saya jadi
ngga tahan” kata Iis tanpa malu-malu.
“Eh…ngga apa-apa ” jawab Adi gugup.

Dea segera menarik Iis ke kamar dan berbicara serius. Tak lama Dea keluar dengan
wajah memerah dan mendekati Adi.

“Maaf ya den, Iis kepingin juga main dengan Aden” kata Dea sambil menunduk.
“Hah ” Adi sedikit kaget ” suaminya dimana ?”
“Iis janda ” jawab Dea
“Oh begitu ” kata Adi ragu.

Berarti dia harus melayani dua perempuan sekaligus, kembar lagi,pikirnya.

“Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak ?” tanya Adi
“Itu sih terserah Aden” kata Dea
“Boleh deh, tapi kamu ikut juga ” kata Adi
“Maksud aden ?” tanya Dea tak mengerti
“Iya kita main bertiga” kata Adi lagi
“Bertiga, bagaimana caranya” tanya Dea lagi
“Gampang De, bisa diatur ” celetuk Iis yang menguping pembicaraan mereka.
“Ayo den ” ajak Iis tak sabar dan tanpa malu-malu segera membuka pakaiannya.

Tidak berbeda dengan Dea, Iis juga berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit
lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip Dea, bak pinang dibelah dua. Dan ketika
Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dea. Buah dadanya padat
berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya
montok dengan bulu-bulu jembut di pangkal pahanya hitam lebat dan keriting.

Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercinta dengan dua
perempuan kembar sekaligus.
Iis ternyata lebih agresif dari Dea. Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir
pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi.
Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan yang bergelora disaksikan Dea yang masih
tertegun.

Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa bagi Dea. Pertama kali ia tidur
dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang
menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra
dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, di
depan matanya pula.

Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan
bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kawin cerai
dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa
banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan
memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya.

Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara
tangannya telah meremasi batang kontol besar yang telah tegang itu. Jilatan
lidahnya didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi
ketika mulutnya semakin turun kebawah , ke perutnya terus ke pangkal pahanya.

Adi merem-melek keenakan ketika batang kontolnya mulai dijilati mulut Iis dengan
penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dea
yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dea untuk ikut nimbrung
menjilati batang kontol yang semakin tegang mengeras itu.

Dengan patuh Dea, yang juga telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka
batang kontol itu kini dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan
kembar. Iis seperti mengajari Dea bagaimana caranya memperlakukan kemaluan
lelaki. Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya
Dea melakukan hal yang sama. Sehingga batang kontol Adi secara bergantian
dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu. Adi benar-benar
merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya bergetar menahan
rangsangan yang sedang melandanya.

Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi
pinggul kedua perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan
kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir
kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu. Jari tengahnya disusupkan kedalam
lubang memek yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang membuat
kedua perempuan itu mengelinjang geli.

“Ayo den terus, enak ah!” desis Iis keenakan.

Ketiganya terus saling merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan
kulumannya dan bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan
birahinya. Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang
kontol yang tegang dan masih dipegang Dea.

“Ayo De arahkan” pintanya

Diturunkan pinggulnya dan Dea dengan patuh mengarahkan batang kontol Adi yang
dipegangnya ke lubang memek Iis yang merekah basah.
Iis segera menekan pinggulnya ketika kepala kontol itu telah tepat didepan
lubang memeknya, sehingga dengan lancar batang kontol itu terhujam masuk ke
dalam lubang kenikmatannya.

“Duh bapa !” desisnya merasakan nikmat ketika batang kontol yang besar dan keras
itu mengelorosor masuk kedalam lubang memeknya yang telah gatal-gatal nikmat.

Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai
mengerakkan pinggulnya turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan
bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi lubang memek Iis terasa lebih
longgar dibandingkan punya Dea. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak
lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.

Tidak demikian dengan Iis hujaman batang kontol Adi dirasakan cukup besar dan
keras sehingga mendatangkan kenikmatan yang sangat.
Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dea yang
bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati.

Maka kembali ketiganya terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi
sambil celantang menikmati batang kontolnya yang keluar masuk memek Iis sambil
mulutnya mulai menjilati lubang memek Dea yang setengah berjongkok dengan kedua
paha yang mengangkang. Sementara mulut Dea ikut pula melumati puting buah dada
Iis yang sudah berdiri tegak dengan sombongnya karena birahi yang amat sangat
yang melandanya.

Hujaman kontol Adi di lubang memeknya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah
karena sudah cukup lama tidak melakukan persetubuhan atau memang karena kontol
itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis
makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya dengan
gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga batang kontol itu
menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang memeknya.

“Duhh…!….ahhhh!” pekiknya panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam
lubang memeknya dan mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.

Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dea yang masih menjilati buah
dadanya.

“Aduh De enaknya..” desisnya.
“Sudah keluar Is?” tanya Dea yang dijawab Iis dengan anggukkan.
“”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi” kata Dea tidak malu-malu lagi.

Iis sebenarnya masih mau melanjutkan gerakannya karena dirasakan batang kontol
Adi yang masih terhujam di lubang memeknya masih terasa mengacung.

“Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka.

Memang batang kontol Adi masih keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit
biarpun telah bertempur dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain,
disuruhnya Dea menungging dan disodok dari belakang.
Pinggul Dea yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan
jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi menelan
ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang kontolnya didekati
pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan batang kontolnya kebelahan
yang terjepit diantara paha yang juga putih mulus.

Dengan dorongan lembut dimasukan batang kontolnya kedalam lubang memek itu.
terasa sempit karena dengan posisi itu lubang memek itu terjepit kedua paha.

“Ah….!” Desis Dea ketika dirasakan batang kontol yang besar dan tegang
menyelusup kedalam lubang memeknya.

Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga batang
kontolnya mundur maju didalam lubang memek yang masih terasa sempit itu. Dea
menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan Adi, gesekan batang
kontolnya didalam lubang memek itu mendatang sensasi yang luar biasa.

Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dea ikut terguncang-guncang
mengikuti gerakan itu.

“Ah …Den, terussss Den” desis Dea semakin bernafsu.

Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah
berlangsung, dengan perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dea dengan
kepalanya berada diantara paha Dea sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang
dibawah muka Dea untuk dijilati.

Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta
merabai bibir kemaluan Dea yang sedang dihujami batang kontol Adi. Sementara Dea
telah pula menjilati selangkangan Iis terutama bibir memeknya yang ditutupi
rimbunan bulu-bulu jembut keriting.

Kembali ketiganya bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dea,
dia harus melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia
yakin sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh
keyakinan untuk melakukannya. Maka goyangannya semakin cepat saja.

Dan Dea juga merasakan semakin nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis
membuatnya semakin naik birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam
kemaluannya.

“Ah……uhh….ahhh!” pekiknya kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali
di pagi ini.

Adi tahu Dea sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan.

“Gantian De, memekku sudah gatel lagi” pinta Iis. Dea faham dan Adi mencabut
batang kontolnya.

“Ayo Den, tuntaskan ” pinta Iis masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang.

Adi segera mengatur posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang kontolnya
ke lubang memek Iis yang telah menganga.

“Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat.

Kembali keduanya berpacu menggapai nikmat masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan
keras mengerakkan pinggulnya maju mundur menghujamankan batang kontolnya ke
dalam liang memek Iis.

“Ayo den, tancap terus.” Desah Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan
merasakan bahwa batang kontolnya semakin keras dan sensitif.

Demikian juga dengan Iis, lubang memeknya semakin licin dan nikmat. Nampaknya
keduanya akan segera mencapai puncak persenggamaan. Mereka berpacu semakin binal
dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.

Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan
bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.

“….!…..!….!”
“Ahhhh….ahhh!” desis Adi
“Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir bersamaan.

Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu.
Tuntas sudah pertempuran segitiga di pagi itu.

JANGAN LUPA BACA BACA ARTIKEL DIBAWAH INI YA SOB... ADA CERITA DEWASANYA SERU SERU LO...  DIJAMIN FRESH DAN SEMANGAT LAGI SOB...

3 komentar: