Minggu, 11 November 2012

Kisah Tante Girang Menado

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Kisah Tante Girang Menado
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Kisah Tante Girang Menado
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...


Hotel Nikmat

Cerita ini terjadi sekitar 1995 yang lalu saat saya masih kuliah di semester
satu sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Nama saya denny, sekarang saya bekerja
sebagai system engineer suatu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Ceritanya
begini. Pada suatu pagi saya ditelepon oleh seorang kawan lama saya yang bernama
Herry, yang baru datang dari Bandung untuk suatu keperluan. Kebetulan sekali
saat itu saya tidak ada kuliah, sehingga dapat bebas pergi ke mana pun.
Sesampainya di sana ternyata teman saya telah lama menunggu di kamarnya, dan
saya pun masuk, tetapi tidak lama kemudian, Herry pamit kalau dia ada janji mau
pergi ke kantor temannya di Jl. Rasuna Said dan saya pun menunggu di kamarnya
sampai Herry pulang.

Ternyata menunggu merupakan suatu yang sangat menjengkelkan, tak terasa telah
satu jam kupindah-pindahkan channel televisi dari CNN sampai STAR TV, tapi semua
terasa membosankan, sehingga pada suatu ketika bel di kamar berbunyi, ting tong..
ting tong, malas kubuka pintu. Terlihat sesosok tubuh wanita dengan tinggi
kurang lebih 167 cm dengan rok span dan pakaian kerja, seksi dengan dada kupikir
sekitar 36B.

“Permisi, mau bertemu Bapak Herry ada?” tanyanya.
“Mm.. oh Bapak Herry sedang pergi ke Jl. Rasuna Said, ada janji?” tanyaku.
“Ya.. boleh saya menunggu?” tanyanya.
“Silakan”, jawabku sambil mengajak dia masuk.
Wanita itu pun masuk dan duduk di sofa. Jam saat itu menunjukkan pukul 10 pagi.
“Mbak ini siapa ya?” tanyaku memberanikan diri.
“Saya Selly, utusan dari cabang Bandung yang menjemput Pak Herry ke mari”,
jawabnya.
“Ooo.. perkenalkan saya Denny, teman Herry.”

Selly memang sosok wanita ideal. Selain anggun, dia juga cantik, kalau dilihat
mirip Drew Barrymore. Jam menunjukkan pukul 11.00, dan Herry belum pulang juga.
Aku sudah gelisah juga, soalnya di kamar hotel begini bersama seorang wanita
cantik. Perlahan-lahan kuberanikan untuk duduk di sebelah Selly.

“Mmm.. gimana ya Mbak.. kok belum datang juga Herry”, kataku membuka kebisuan.
“Ah.. nggak apa kok, kan ada Mas Denny”, jawabnya sambil memegang tanganku.
Wah lampu hijau nih pikirku. Gila juga nih orang, aku sempat grogi dipegang
kayak gitu.
“Mau ke kamar kecil bentar ya Denn.. di mana sih tempatnya?” tanyanya manja.
“Di situ tuh”, kataku cuek.
“Nitip tasnya ya!” katanya lagi, dan Selly pun masuk ke kamar kecil.
“Awww.. awww.. tolong Den.. ada kecoa..” jeritnya dari dalam kamar mandi.
Kupikir mana mungkin sih di hotel bintang lima macam begini ada kecoa. Tapi aku
bangkit juga menuju kamar mandi. Baru sampai di depan pintu kamar mandi Selly
sudah menarik tanganku.
“Masuk.. sini..” katanya sambil menutup pintu. Kulihat Selly sudah melepaskan
rok spannya, hanya tinggal CD sama baju saja. Dan dia pun langsung mencium
mulutku. Aku yang belum siap mental malah menghindari ciumannya. “Mana kecoanya?”
tanyaku pura-pura bodoh. Habis baru sekali ini sih aku dibegitukan oleh wanita.
“Ini nih masuk ke dalam celana”, jawabnya cuek.

Dia terus berusaha menciumi mulutku, lama kelamaan aku terangsang juga. Gantian
kuciumi juga mulutnya. Sekitar tiga menit acara pagut-memagut itu pun
berlangsung. Kupraktekan cara mencium yang sering kulihat di film porno.
Kemudian tanganku pun segera merambah bukit kembarnya dari celah-celah bajunya.
Gila benar ini anak, ternyata dia tidak memakai BH. Langsung kumainkan bukit
kembarnya dan kupelintir sedikit-sedikit putingnya. Terasa putingnya mengeras,
kata orang sih tanda-tandanya sudah terangsang. “Awww.. pelan-pelan dong Den”,
protesnya saat kupelintir putingnya. Terus kuciumi lehernya yang jenjang, Selly
pun cuma mendesah, “Aah.. hmm.. ahh.. Deenn..” langsung kubuka bajunya dan
semakin terpampang jelas gundukan di dadanya yang menggairahkan. Kuciumi kedua
bukit kembarnya dan kujilat-jilat putingnya, lagi-lagi dia bergumam, “Terus Den..
ahh.. ouchh..” aku melanjutkan menciumi pusarnya, terus ke bawah pusarnya.
Terpampang dengan jelas rambut tipis berbentuk segitiga di pangkal pahanya.
Kujilati sepuas-puasnya.

Setelah itu dia kubimbing duduk di samping bathtub dan duduk di situ. Terus dia
kusuruh membuka pahanya. Ooh, seperti ini toh liang kemaluan wanita. Soalnya
seumur-umur baru kali ini aku melihat langsung yang asli. Langsung saja kulihat
dari dekat. “Kok diliatin doang Denn.. dijilatin donk”, kata Selly. Aku diam
saja, terus kusibakan bibir kemaluannya dan terlihat di situ daging yang
menonjol. Barangkali ini yang disebut klitoris pikirku. Terus dengan iseng
kupelintir daging itu pelan-pelan. “Ahh.. ouhh.. Denn.. ahh.. terus Den.. mainin
klitorisku ahh”, wah benar juga pikirku. Terus perlahan kupegangi dalamnya, kok
agak lembab dan basah. Wah rupanya Selly terangsang berat nih. Kulihat lebih
dekat lagi, tiba-tiba saja tangan Selly membenamkan kepalaku ke dalam pangkal
pahanya. “Jilatin dong Den.. ahh.. ahh.. jangan nakal, gitu dong.. masa cuma
diliatin aja”, aku pun terus menjilati kedua bibir kemaluannya. Mmm.. terus
kujilati juga klitorisnya dan cairan yang ada di situ rasanya asin-asin nikmat
dan baunya itu loh bikin batang kemaluanku semakin mengeras saja. Terus kujilati
dengan ganas klitorisnya sambil kugigit sedikit. “Ahh.. Denn.. ouchh.. Denyy..
akkhh.. akkuu.. akkh.”

Terlihat cairan semakin deras saja yang keluar dan Selly semakin membenamkan
kepalaku ke dalam kemaluannya. Wah rupanya Selly sudah klimaks nih, “Ahh.. Denn
ouchh.. aku keluarr..” katanya. Kujilati semua cairan yang keluar dari kemaluan
Selly. Terus dia pun berdiri dan menuju ke tempat tidur. Wah gila nih perempuan,
masa aku dianggurin, pikirku. Aku terus mengikuti dia pergi ke tempat tidur.
Rupanya dia duduk di samping tempat tidur. “Sini deh Den.. gantian aku yang
mainin kontolmu”, katanya. Aku menurut saja dan aku rebahan di tempat tidur
dengan kaki di lantai. Terus Selly mulai memainkan kemaluanku dari luar celana
dalam. Dia jilati batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat tegang, terus
dibukanya CD-ku pakai giginya. “Wah nih orang pasti kebanyakan lihat film-film
gituan”, pikirku. Setelah CD-ku lepas, gantian dia mainkan kantong kemaluanku,
dia jilati ke atas dan ke bawah. Rasanya sungguh mengejutkan. Terus dia pegangi
batangku dengan kedua tangannya dan dijilat-jilatin kepalanya sambil matanya
melihat ke arahku. Langsung dia benamkan seluruh batang kemaluanku ke dalam
mulutnya dan dikocok-kocok pakai mulutnya yang mungil. “Oohh.. Selly.. akhh..
uhh”, desahku merasakan nikmat di sekujur batangku. Sambil terus mengulum-ngulum
batang kemaluanku, dia pun memijit-mijit buah kemaluanku, rasanya linu-linu
nikmat.

Setelah berlangsung 5 menit, Selly pun mulai bosan dengan permainannya. “Den,
kita main beneran yuk”, katanya. Aku pun tanpa berpikir langsung menjawab dengan
semangat 45, “Ayoo!” Selly langsung duduk di atas pahaku dan memegang batang
kemaluanku sambil diarahkan ke dalam lubang kemaluannya. Bless.. seluruh batang
kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya. Terasa lembab dan nikmat tak bisa
dilukiskan dengan kata-kata. “Ahh.. mm.. uhh.. aahh..” desah Selly sambil merem
melek menikmati pergesekan batang kemaluanku dengan liang kemaluannya. Tak lupa
tangannya pun ikut-ikutan memegangi kedua buah dadanya. “Ohh.. Denny.. akhh..
uhh.. yeahh.. Dennyy.. ahh.” Aku pun dengan reflek mengimbangi permainannya
dengan menaik-turunkan batang kemaluanku, sehingga terdengar bunyi pluk.. pluk..
ketika batang kemaluan dan liang kemaluan berbenturan. “Ahh.. oughh.. mmhh.. ahh..”
desah Selly.

Selly pun makin menjadi-jadi, dia pun kemudian memegangi rambut kepalanya dan
kurasakan gerakannya semakin liar, “Ahh.. uhh.. ahh.” Aku bantu merangsangnya
dengan memegangi kedua payudaranya. Tak lama kemudian Selly pun menjerit, “Dennyy..
ahh.. ouhh.. akuu.. mau.. keluar.. ahh..” Di kepala batang kemaluanku pun terasa
ada aliran yang tak dapat dibendung lagi, “Kita keluar sama-sama Sell.. ahh..
ouhh..” Kurasakan cairan hangat menyemprot pada kepala batang kemaluanku dan
menyebabkan kepala batang kemaluanku tak dapat menahan aliran yang deras dari
dalam batang kemaluanku. “Ahh.. aku keluarr.. Selly”, teriakku. “Akuu.. jugaa..
Denny.. akhh.” Kemudian kami pun lemas dan tertidur sampai pukul 5 sore.

Sampai tiba-tiba terdengar bunyi bel, tet.. tet.. wah gila nih, Herry pulang.
Langsung saja kubangunkan, “Selly.. Sell.. Selly.. bangun..” ternyata Selly
tidur dengan nyenyaknya. Aku cuek saja soalnya susah kalau membangunkan orang
yang tidur dengan berjuta kenikmatan. Akhirnya pintu hotel kubuka, ternyata
wanita bule yang mengetuk pintu. “Excuse me.. Is this Mr. John’s Room, 513?”
tanyanya. “Oh.. No, I think.. its beside this room”, jawabku sekenanya dan
wanita bule itu pun pergi ke kamar sebelah. Setelah dibel berkali-kali ternyata
tidak ada orangnya. Dia pun pergi ke arahku lagi. “He is not in his room”,
katanya. “Bisa sa.. ya.. tunggu di sini?” katanya. Wah bisa juga dia ngomong
Indonesia, pikirku. “Oh.. sure.. tentu”, kataku. “silakan masuk.” Dia pun duduk
di sofa. Karena kamar ini termasuk luas, sekitar 7×7 meter, maka Selly yang
tertidur di springbed tak kelihatan.

“Anda dari mana?” tanyaku membuka pembicaraan.
“Oh.. I come from USA, Nevada”, katanya.
“Oh.. Las Vegas”, kataku.
“Anda sudah menikah?” tanyaku lagi.
“Ya.. saya.. menikah 2 tahun lalu dan saya sudah cerai selama setahun”, katanya
lagi.
Wah kesepian juga nih cewek, pikirku. Kalau dilihat-lihat wanita ini tingginya
sekitar 170-an, wajahnya mirip-mirip Dana Scully-nya X-File, usianya sekitar 30-an.
Kalau dilihat bodinya sih mantap juga. Rambutnya sebahu, matanya biru, bibirnya,
wah sensual sekali.

“Can I know your name?” tanyaku.
“Jessica”, katanya sambil mengulurkan tangan.
“Denny”, kataku.
“What is your job Denny?” tanyanya.
“I’m student”, kataku.
“What major?” tanyanya.
“Informatics”, kataku.
Wah bisa-bisa dua jam cuma nanya masalah sekolah nih pikirku. Harus dihentikan
nih. Kuberanikan tanya soal lain. Sambil pindah duduk ke samping Jessica.

“Can I know something about life?” tanyaku.
“Yah.. apa? please in Indonesian, cause I think you can not speak fluently in
english”, katanya.
Wah ketahuan deh modalku, pikirku.
“Ini agak pribadi, nggak apa-apa?” tanyaku.
“No problem, cause I think kamu orang baik-baik”, katanya.
“Kalau udah cerai, gimana kamu memenuhi kebutuhan biologismu?” tanyaku.
“Maksud kamu seks?” tanyanya.
“Yes..” kataku mantap.
“Saya bisa main seks kapan saja, dan dimana saja dengan orang yang kusuka, that’s
menyebabkan my husband menceraikan saya.”
Wah gila juga nih cewek pikirku.
“Kamu pernah main seks Denny?” tanyanya.
“No..” jawabku.
Dia pun tersenyum melihatku, terus lihat wanita tergolek di atas ranjang. Wah
ketahuan deh kalau menipu.

“Siapa dia Denny?” tanyanya.
“She is my sister”, jawabku sembarangan.
“Oh.. jadi kamu betulan belum pernah ya.. mau belajar sama saya, Denny?”
tanyanya.
“Wah mau sekali Jessy”, kataku mantap.
“Sini Denny.. kamu ke depanku.. apa your sister tidak marah kalau lihat kita
Denny?” tanyanya.
“Nggak apa-apa Jessy”, kataku sambil mendekat ke depannya. Terus dia membuka
bajunya. “Sini Denny.. kamu pegang dada saya”, katanya. Terus kupegangi susunya
yang ukurannya 36C.
“And cium bibirku Denny”, katanya.

Aku tanpa dikomando langsung menciumi bibir Jessica. Langsung mulut kami beradu,
kulumat bibir yang sensual itu dan lidah kami pun saling berbelit, “Ouchh.. mm..”
terus aku langsung turun ke lehernya yang jenjang dan dia pun mendesah, “Aahh..
mm.. ouchh.. ssh.. Denn.. kamu membuat akuu.. ahh..” Kulanjutkan ke susunya,
kulumat kedua putingnya pakai mulut. “Ahh.. ouhh.. shh.. Dennyy.. oo.. kamu
memang nakal baby, yeahh.. ahh..” Terus kubuka rok spannya dan CD-nya, langsung
kuturun ke pangkal pahanya. Kujilat habis kemaluannya dengan rakus. “Aahh.. stop
Dennyy.. akan kuberikan gaya favoritku kepadamu”, katanya. Padahal sudah basah
liang kemaluannya. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Langsung saja
kulepaskan celana jeans-ku, dan kemudian Jesicca pun membantu melepaskan CD-ku
sambil memegang batang kemaluanku yang 7 inchi.

“Kemaluan yang bagus”, katanya sambil meremas batanganku yang sudah tegang berat.
“Coba kamu duduk di kursi ini sayang”, katanya. Aku pun duduk dan terus dia
duduk di atas kedua pahaku. Wah asyik juga nih kayaknya. Terus dia memegang
kemaluanku yang sudah tegang berat dan dia arahkan ke dalam lubang kemaluannya
dan dia pun duduk di atasku, bless.. kemaluanku pun masuk ke dalam liang
kemaluan Jesica. Dia lalu menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun. “Ouchh..
yeahh.. mm.. oohh.. ohh.. ini seperti naik kuda saja, Denny”, katanya. “Aakkhh..
oukkhh.” Aku pun mengimbangi dengan menaik-turunkan pinggulku. “Mmm.. akhh..
sshh.. ukhh.. akh.. Denyy.. ukhh.. yeajjhh.. yeahh.. oukhh..” Tiba-tiba saja
Jessica teriak-teriak tak keruan dan tak lama kemudian.. “Dennyy.. aku keluaarr..”
terasa panas cairan menyembur dari lubang kenikmatan Jessica dan tanpa
kulepaskan masih saja kukocok lubang kemaluan Jessica dengan batang kemaluanku.
“Yeah.. ouchh Dennyy.. tolong berhenti Denny.. akhh.. ouchh..” masih tetap saja
kukocok. Malahan tambah kencang frekuensinya. “Tolong.. hentikan sayang akkhh..
akhh..” Tanggung nih pikirku. Tiba-tiba saja Jessica meronta dan karena sudah
diambang klimaks. Begitu Jessica mencabut cengkeraman liang kemaluannya pada
batang kemaluanku, langsung saja cairan sperma yang sudah di ujung kepala keluar
semua. “Oouchh.. baby..” langsung saja mulut Jesicca menyambar kepala kemaluanku
dan dilumatnya habis cairan di kepala kemaluanku.

Tiba-tiba saja Selly terbangun, “Dennyy.. Dennyy..” aku dan Jessica kaget bukan
main. Untungnya aku bisa mengatasi keadaan yang sangat gawat ini.
“Ada apa sayang? enak ya tidurnya”, kataku tanpa dosa. Untunglah Selly dapat
memahami keadaan ini.
“Denn.. siapa tuh?” tanyanya, dan Jessica pun masih dengan telanjang bulat
mendekati Selly dan berjabat tangan.
“Jessica”, katanya.
“I’m sorry.. udah ganggu tidurmu ya?” kata Jessica.

Tanpa berkata apa-apa, Selly malah langsung menciumi Jessica. Wah nggak aku
sangka, ternyata si Selly ini biseks dan Jessica mungkin karena terbawa oleh
Selly juga mengikuti saja. Kedua wanita itu pun terhanyut dalam permainannya.
Aku dari sofa cuma mangamati permainan mereka. Selly kemudian menciumi seluruh
leher Jessica dan Jessica pun meraba pantat Selly. Kemudian Selly mencium dan
menjilati buah dada Jessica. “Ohh.. uchh.. sshh”, hanya kata itu yang mencuat
dari mulut Jessica. Kemudian Selly pun turun ke perut Jessica dan kemudian
menjilati dengan rakusnya. Tak lama kemudian Jessica rebah di atas spring bed
dan kakinya diletakkan di lantai. Selly kemudian menciumi seluruh permukaan
kemaluan Jessica mulai dari bibir-bibirnya. “Kamu memang pemain yang hebat
sayang, mm.. ukhh.. ss..” kata Jessica. Selly pun mulai menjilat-jilat dan
mengaduk isi kemaluan Jessica tanpa kompromi. Dengan lidahnya dia mulai
merangsang seluruh syaraf yang ada di vagina Jessica dan dengan reflek pinggul
Jessica pun bergerak-gerak ke atas dan ke bawah mengimbangi jilatan-jilatan yang
menimpa pada pangkal pahanya.

“Aahh.. uhh.. yess.. ohss.. babyy..” jerit Jessica saat Selly menjilati
klitorisnya dan menggigit-gigit klitorisnya pelan-pelan. Tampak terlihat
kemaluan Jessica bertambah basah saja. Tak lama kemudian mereka pun berhenti dan
melihat ke arahku. “Wah gawat, bisa jadi pejantan buat mereka berdua nih”,
pikirku khawatir.
“Hey Denny.. mau gabung?” tanya Selly sambil tersenyum nakal.
“Ah nggak.. aku liat aja.. udah capek”, jawabku.
Mereka pun melanjutkan aksinya. Sekarang kayaknya mereka mau 69. Eh tapi tunggu
dulu, ternyata Jessica mengambil tas hitamnya di atas meja dan mengambil sesuatu.
Oh ternyata dia bawa vibrator yang berbentuk batang kemaluan. “Hi.. Selly.. kamu
akan lebih nikmat dengan alat ini”, kata Jessy sambil memberi vibrator ke Selly.

Kemudian Jessica pun kembali duduk di sampingku. Terlihat Selly langsung
menghidupkan vibrator tersebut dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya. “Aahh..
ohh.. ujhh.. ss..” jerit Selly kesenangan dengan mainan barunya. “Hai Jessy..
mainan ini bener-bener dahsyat shh.. ohh”, katanya sambil merem-melek. Jessica
pun tersenyum di sampingku sambil mengelus-elus batang kemaluanku yang sudah
tidur. “Lebih dahsyat pake ini..” sahut Jessica. Wah diperlakukan demikian tentu
saja kemaluanku bangkit lagi.

“Mau lagi Denn?” tanya Jessy.
“Tidak!” jawabku.
“Sure?” katanya sambil mulutnya turun mendekati batang kemaluanku dan dia pun
nmenjilat-jilat biji kemaluanku dari bawah ke atas. “Please relax Denny”, aku
pun sambil tiduran menikmati jilatannya. “Ahh.. ouckhh.. shh.. aku hampir keluar
Jessyy..” jerit Selly saat dia mencapai orgasme dengan vibrator. Jessy pun sudah
nggak menghiraukan jeritan Selly. Dia sudah asyik dengan kemaluanku dan dia
mulai menjilati kepala kemaluanku dan memainkan lidahnya di ujungnya. Hal ini
membuatku sangat geli dan nikmat. “Jessyy.. sshh, uch..” dan Jessy pun mulai
memasuk-keluarkan batang kemaluanku di kerongkongannya dan setelah 10 menit
acara kulum batang kemaluan, aku pun menjerit, “Jessyy.. aku mau keluaarr..” dan
air maniku pun bercucuran di muka Jessy. “Ah enak sekali”, kata Jessy sambil
tersenyum genit. Akhirnya kami bertiga pun tertidur. Sampai akhirnya sekitar
pukul 6 pagi terbangun dan kami beriga kembali ke tempat masing-masing.


JANGAN LUPA BACA BACA ARTIKEL DIBAWAH INI YA SOB... ADA CERITA DEWASANYA SERU SERU LO...  DIJAMIN FRESH DAN SEMANGAT LAGI SOB...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar